Sejarah Pendidikan Islam Dari Zaman Nabi hingga Lahirnya Universitas Tertua

Yuk kita kulik bareng-bareng sejarah panjang pendidikan Islam, mulai dari zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sampai akhirnya lahir
Pernah nggak sih kamu kepikiran, gimana sih awal mula pendidikan dalam Islam itu terbentuk? Jangan dibayangin kayak sekolah zaman sekarang ya, lengkap dengan seragam dan papan tulis. Dulu, pendidikan Islam itu bermula dari sesuatu yang sangat sederhana, tapi dampaknya luar biasa sampai ke seluruh dunia. 

Sejarah Pendidikan Islam Dari Zaman Nabi hingga Lahirnya Universitas Tertua

Yuk kita kulik bareng-bareng sejarah panjang pendidikan Islam, mulai dari zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sampai akhirnya lahir universitas-universitas tertua yang jadi tonggak peradaban dunia.

Pendidikan Islam di Masa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

Awal Mula Turunnya Wahyu sebagai Gerbang Ilmu. Semua dimulai saat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menerima wahyu pertama di Gua Hira. Kata pertama yang turun dari Allah adalah “Iqra” yang artinya “bacalah.” Dari sini aja kita udah bisa lihat kalau Islam tuh sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Nggak heran kalau kemudian Nabi Muhammad jadi guru pertama dalam sejarah Islam. Beliau ngajarin sahabat-sahabatnya bukan cuma soal agama, tapi juga soal kehidupan, perdagangan, sampai etika sosial.

Rumah Arqam bin Abi Arqam: Sekolah Pertama Umat Islam. Nah, sebelum Islam diterima secara terbuka di Mekkah, pengajaran dilakukan diam-diam di rumah Arqam bin Abi Arqam. Tempat ini bisa dibilang kayak sekolah underground gitu. Para sahabat ngumpul, belajar Quran, dan diskusi bareng Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Suasananya penuh semangat dan cinta ilmu, walau nyawa jadi taruhan karena ancaman Quraisy.

Masjid sebagai Pusat Ilmu dan Pembelajaran. Setelah hijrah ke Madinah, peran masjid makin besar. Masjid Nabawi bukan cuma jadi tempat shalat, tapi juga pusat kegiatan edukasi. Di sinilah terbentuk “Suffah,” yaitu semacam asrama buat para sahabat miskin yang mau belajar langsung dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Mereka belajar dari pagi sampai malam, dan sebagian besar dari mereka akhirnya jadi ulama dan pemimpin di kemudian hari.

Perkembangan Pendidikan Islam di Masa Khulafaur Rasyidin

Kebijakan Pendidikan di Masa Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Setelah Nabi wafat, Abu Bakar dan Umar bin Khattab melanjutkan perjuangan beliau, termasuk dalam bidang pendidikan. Abu Bakar ngumpulin mushaf Al-Qur’an supaya generasi selanjutnya tetap bisa belajar. Sementara Umar bikin sistem penggajian guru dan mendorong pembukaan madrasah di kota-kota yang ditaklukkan.

Madrasah-Madrasah Pertama Muncul. Seiring Islam menyebar ke Syam, Mesir, dan Persia, konsep madrasah pun mulai dikenal. Tapi ingat ya, madrasah zaman dulu itu bukan kayak yang kita tahu sekarang. Fungsinya lebih ke tempat kumpulnya murid-murid untuk belajar dari seorang guru (biasanya ulama besar). Mereka duduk di lingkaran, bawa kertas atau kulit binatang buat nyatet ilmu yang didapat.

Ilmu Tidak Hanya Agama, Tapi Juga Dunia. Yang keren, pendidikan Islam waktu itu nggak cuma fokus ke ilmu agama doang. Ilmu kedokteran, astronomi, matematika, dan filsafat juga diajarin. Jadi semacam paket komplit gitu. Nggak heran deh kalau pada akhirnya dunia Islam jadi pusat ilmu pengetahuan dunia di abad pertengahan.

Zaman Keemasan Islam dan Lahirnya Universitas

Baitul Hikmah di Baghdad: Perpustakaan dan Pusat Terjemahan Ilmu Dunia. Di masa Dinasti Abbasiyah, tepatnya di bawah kepemimpinan Khalifah Harun al-Rasyid dan putranya al-Ma’mun, lahirlah Baitul Hikmah di Baghdad. Ini bukan sembarang perpustakaan ya, tapi juga pusat penelitian dan penerjemahan karya-karya ilmuwan Yunani, India, Persia ke dalam bahasa Arab. Di sinilah lahir para ilmuwan Muslim terkenal seperti Al-Khwarizmi, Ibnu Sina, dan Al-Farabi.

Universitas Al-Qarawiyyin: Yang Tertua di Dunia. Nggak banyak yang tahu, universitas tertua di dunia itu bukan di Eropa, tapi di Fez, Maroko. Namanya Al-Qarawiyyin, didirikan tahun 859 M oleh seorang perempuan bernama Fatima al-Fihri. Bayangin, perempuan Muslim di abad ke-9 udah bisa bikin lembaga pendidikan tinggi! Di sini diajarin berbagai macam ilmu, dari tafsir Quran sampai ilmu logika dan astronomi.

Al-Azhar di Kairo: Pelopor Ilmu Keislaman Global. Lanjut ke Mesir, berdirilah Universitas Al-Azhar tahun 970 M yang sampai sekarang masih eksis. Al-Azhar jadi tempat favorit buat para penuntut ilmu dari seluruh dunia. Sistem kurikulumnya pun modern untuk zamannya, dan jadi pusat pembelajaran fiqih, bahasa Arab, dan ilmu kalam.

Sistem Pendidikan Islam Tradisional Pondok dan Pesantren

Lahirnya Tradisi Mengaji dan Santri di Nusantara. Pas Islam masuk ke Indonesia lewat pedagang Gujarat dan para wali, model pendidikan ala pesantren mulai tumbuh. Pondok pesantren itu bisa dibilang versi lokal dari madrasah. Di sinilah santri belajar kitab kuning, tata bahasa Arab, dan ilmu-ilmu agama langsung dari kiai.

Hubungan Guru dan Murid yang Kental dengan Adab. Salah satu ciri khas pendidikan Islam adalah adab sebelum ilmu. Santri nggak cuma belajar teks, tapi juga belajar akhlak langsung dari gurunya. Ada budaya “ngalap berkah” di mana murid melayani guru, bukan karena penjilatan, tapi sebagai bentuk hormat dan pencarian ilmu yang berkah.

Kitab-Kitab Klasik Jadi Kurikulum Utama. Kitab kayak Tafsir Jalalain, Fathul Mu’in, dan Bidayatul Hidayah jadi menu utama di pesantren. Yang menarik, sistem ini tetap lestari sampai sekarang walau dunia pendidikan udah makin digital. Ini bukti kalau sistem pendidikan Islam tradisional punya pondasi yang kuat.

Modernisasi Pendidikan Islam Antara Tradisi dan Inovasi

Perpaduan Antara Kurikulum Nasional dan Diniyah. Sekarang banyak pesantren yang mulai menggabungkan kurikulum umum dari pemerintah dengan pendidikan diniyah (keislaman). Jadi anak-anak bisa belajar matematika, biologi, tapi tetap dapet pelajaran fiqih dan akidah. Ini jadi solusi biar lulusan pesantren tetap bisa bersaing di dunia luar.

Lahirnya Universitas Islam Modern. Contohnya kayak UIN (Universitas Islam Negeri) yang dulunya IAIN. Mereka udah berkembang jadi kampus modern dengan fakultas-fakultas umum seperti kedokteran, ekonomi, dan hukum, tapi tetap mengakar kuat di nilai-nilai Islam. Pendidikan Islam nggak lagi eksklusif untuk orang-orang tertentu, tapi makin inklusif dan terbuka.

Pemanfaatan Teknologi untuk Dakwah dan Pendidikan. Di era digital kayak sekarang, pendidikan Islam nggak lagi terikat tempat. Banyak ustaz dan guru ngajarin lewat YouTube, podcast, sampai kelas online. Santri zaman now bisa ngaji dari rumah, ikut halaqah daring, bahkan konsultasi fiqih lewat chat. Ilmu Islam makin gampang diakses siapa aja, di mana aja.

Penutup

Kalau ditarik garis lurus dari zaman Nabi sampai sekarang, satu hal yang paling konsisten dalam Islam adalah cinta terhadap ilmu. Pendidikan Islam udah membuktikan bahwa ia mampu beradaptasi dengan zaman tanpa kehilangan jati dirinya. Dari Gua Hira sampai ke universitas digital, semangat “Iqra” masih terus hidup dalam tiap jiwa yang haus ilmu.

Dan kamu, kalau hari ini lagi belajar apa pun, jangan lupa bahwa kamu lagi jadi bagian dari sejarah panjang itu. Jadi yuk, kita rawat tradisi belajar ini — bukan cuma buat pintar, tapi buat jadi manusia yang bermanfaat.
LihatTutupKomentar